lni Tanggapan Kepala Humas Bea Cukai Batam Terkait Maraknya Pakaian Bekas lmfor Dari Luar Negeri

oleh -281 views
Foto Kolase pakaian bekas imfor marak bergelantungan di pasar di Batam.

Batam, informasi jurnalis – Dari sekian lama hingga saat ini praktek imfor pakaian bekas atau yang lebih dikenal di Kota Batam adalah pakaian seken baik maupun prabotan rumah tangga seperti, meja seken, kursi seken, kasur seken, terval seken, lemari seken, tv seken, kipas angin seken, ranjang seken baik maupun sepatu seken serta springbed seken.

Hingga saat ini diduga belum ada penindakan dari bea cukai KPU Batam. seperti yang kita lihat pakaian seken di pasar Jodoh, Pasar Taras, pasar Aviari, pasar Mandalai, wilayah Piayu, Wilayah Punggur, wilayah Sengkuang, Sei Panas Tanjung Buntung serta wilayah yang tidak bisa disembuhkan namanya di Kota Batam ini.

Sementara pakaian seken yang diduga berasal dari Singapura dan prabotan rumah tangga seken sangat laris di Kota Batam. Bahkan pengusaha sampai berebutan memperjual belikan pakaian seken menggunakan karung berwarna putih ukuran 100 kilo gram.

Menurut pedagang pakaian seken baik maupun pedagang prabotan rumah tangga seken di Kota Batam, bahwa pakaian dan prabotan rumah tangga seken tersebut dia mengaku membeli dari bos penampungan barang seken yang ada di Kota Batam.

“Barang seken ini dari Singapura pak, kita membeli dari bos penampungannya, kalau kita sudah berlangganan nanti dia antarkan kita ketempat dan mengenai harganya kita membeli per karung bukan per kilo gram, kalau mengenai harganya per karung Rp 400.000 hingga Rp 700.000,” Ucapnya kepada media ini, Senin (03/11/2025).

Sementara masyarakat Batam lainnya mengatakan mengenai pakaian seken di Batam harganya lumayan mahal lantaran dirinya sering membeli di pasar, apa lagi kalau pakaian seken yang berkualitas.

“Kita bukan tidak tau barang dari luar negeri itu bang, barang dari luar negeri itu kualitasnya bagus-bagus dan harganya pun lumayan, makanya para pengusaha pakaian seken itu untungnya besar. seperti baju kemeja, saya pernah beli harganya satu biji bisa mencapai Rp70.000 hingga Rp150.000. Apa lagi kasur springbed kalau yang bagus harganya mencapai Rp1,500.000 hingga Rp 2 juta,” Katanya kepada media ini.

Sementara pakaian bekas. Meskipun masih bisa digunakan kembali, balpres dianggap sebagai limbah atau sampah, terutama jika diimpor secara ilegal ke suatu negara. Sementara dampak ekonomi imfor balpres pakaian bekas atau karung ilegal dapat merusak industri tekstil dalam negeri dan UMKM lokal, menyebabkan persaingan tidak sehat dan potensi PHK massal.

Masalah lingkungan, Pakaian bekas dalam jumlah besar menambah volume sampah, dan sering kali terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai limbah anorganik seperti serat sintetis. Asal-usul dan kondisi penyimpanan pakaian bekas yang tidak jelas dapat menimbulkan risiko kesehatan karena potensi adanya jamur, bakteri, atau bahan kimia berbahaya,” Bunyi alenia tersebut.

Foto pakaian bekas imfor dari luar negeri marak di pasaran wilayah Batam center.

Terpisah, Kepala Seksi Layanan Informasi (Kasi Humas) bea cukai Batam Mujiono mengatakan terkait pengawasan balpres pakaian bekas atau karung ilegal yang marak di Batam ini bahwa kebijakan BC Batam sejalan dengan arahan menkeu RI.

“Balpress termasuk komoditi yang dilarang untuk diimpor, jadi bea cukai akan melakukan penegahan jika ada pemasukan. Strategi pengawasannya adalah dengan risk manajemen dan rutin melakukan patroli dipelabuhan yg diduga jadi jalur pemasukan,” Ucap melalui pesan WhatsApp nya, Senin (03/11/2025).

Masih kata dia, pelabuhan peti kemas memiliki mekanisme pengawasan sendiri. pemeriksaan dan penelitian beelapis. dugaan masuk melalui peti kemas perlu di cek lagi kebenarannya. ketika ditanya soal petugas bea cukai yang melakukan pengawasan barang di pelabuhan dia mengaku ada, “ada bang, itu salah satu tahapan,” Katanya.

Pertanyaannya, padahal petugas bea cukai melakukan pengawasan disetiap pelabuhan baik di laut maupun di darat akan tetapi
kenapa pakaian bekas imfor marak di Batam?. Sehingga kuat dugaan media ini pelaku imfor pakaian bekas baik maupun prabotan rumah tangga bekas tersebut diduga kongkalikong dengan oknum petugas bea cukai.

Hingga berita ini dipublikasikan, reporter media ini masih melakukan konfirmasi kepada media kementerian keuangan Republik Indonesia terkait maraknya pakaian bekas imfor dari luar negeri (*)